jangan menyerah..

semua harus butuh pengorbanan.. dan kerja keras.. kita sama2 manusia, sama2 makan nasi dan sama2 makhluk allah..orang bisa berhasil mustahil kita tidak bisa..

salam saudara kasih sayang

kasih sayang itu fitrah.bisa jd pahala, bisa juga jd dosa. Ia akn jd pahala,kalau cara'a baik(halal)..
Tp,ia justru berbalik jd dosa(zina), kalau cara dan waktu'a ternyata gak disukai Allah..
Kadang,qt terlalu cepat memaknai yg nama'a ksih syg.....
Pdahal,mungkin qt cm ingin tau,coba2, atw sekedar kagum...tp trnyta qt sdh ambil jln yg krg tepat..
Yg penting,harus pinter..
Dan harus pinter2....
Jgn slh langkah,,
Allah bilang: laki2 yg baik itu,unt prmpuan yg baik2,laki2 yg bruk itu,unt prmpuan yg buruk2.
Dan jnji Allah itu pasti.. ^^
Jd kl qt smw mw dpt yg baik,mk qt dlu yg hrz perbaiki diri, kl qt mw dpt yg terjaga,mk qt dlu yg hrz jaga diri.
Qt g akn dpt yg baik ,kl qt g brusaha jd org yg baik.
Bukankah qt akn mdptkn sgla sesuatu sesuai dgn ap yg qt usahakan? ^^

KTI KESEHATAN

Faktor risiko terjadinya infeksi nosokomial ruang perawatan RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo periode Juli 1996 sampai dengan Juni 1997.
Mustafa kamal
Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77116&lokasi=lokal
------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di Rumah Sakit. Faktor risiko yang
berhubungan dengan infeksi nosokomial di Ruang Perawatan RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo belum
diketahui. Periode pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 1 Juli 1996 sampai dengan 30 Juni 1997
dengan menggunakan desain kasus kontrol.




Jumlah sampel kasus penelitian adalah 210 pasien dan jumlah kontrol 420 pasien.


Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata usia pasien yang terkena infeksi nosokomial lebih tua
daripada rata-rata pasien yang tidak terkena infeksi dan perbedaan ini secara statistik bermakna (P =
0,0079).


Rata-rata lama hari rawat pasien yang terinfeksi lebih lama daripada pasien yang tidak terinfeksi dan
perbedaan ini secara statstik bermakna (P = 0,0122).


Kelas III lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding kelas I dan II (OR = 1,12, P = 0,6968).




Komplikasi dan penyakit penyerta lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding tanpa komplikasi
dan penyakit penyerta (OR = 1,37, P = 0,0805).


Lama tindakan infus yang menggunakan waktu lebih lama lebih berisiko terkena infeksi nosokomial (OR >
3 hari. = 1,85 P = 0,0038).


Tindakan operasi yang lamanya lebih dari satu jam lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding
yang iamanya kurang atau sama dengan satu jam (OR>1 jam = 1,20, p = 0,3897).




Tindakan kateter yang membutuhkan waktu lebih lama (lebih 3 hari) berisiko terkena infeksi nosokomial
dibanding yang waktunya lebih singkat (kurang atau sama 3 hari) (OR > 3 hari = 2,77, P = 0,0000).


Janis tindakan kateter lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding tidak dilakukan tindakan kateter
(OR = 1,74, P = 0,0020).


Pasien yang mendapat banyak tindakan ( > 3 tindakan) lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding
kurang dari 3 tindakan (OR 3 tindakan = 1,5, P = 0,0329).






Pada pemakaian antibiotika yang tidak sesuai dengan hasil kultur (OR = 5,53, P = 0,5186), pemakaian
antibiotika irrasional (OR = 3,07, P = 0,0000) dan pemakaian satu/dua jenis antibiotika (0R = 148,8 / 99,46,
P = 0,0000) lebih berisiko terkena infeksi nosokomial dibanding antibiotika yang sesuai, antibiotika rasional
dan tanpa antibiotika. Faktor-faktor lainnya yang berefek kepada kejadian infeksi nosokomial adalah
tindakan infus yang lebih lama, jenis tindakan kateter dan pemakaian antibiotika tidak sesuai dengan hasil
kultur.


Secara multivariat efek positif tertinggi terdapat pada pemakaian antibiotika tidak sesuai dengan hasil kultur
(OR = 6,1848, P - 0,0332) dan efek negatif tertinggi pada pemakaian satu jenis antibiotika (OR.= 0,0095, P
= 0,0000).




Terdapat interaksi antara lama tindakan lain-lain dengan jenis tindakan kateter (OR = 0,2226, P = 0,0538),
interaksi, antara lama tindakan lain-lain dengan pemeriksaan kultur (OR = 0,0209, P = 0,0264), interaksi
antara jenis tindakan kateter dengan pemeriksaan kultur (OR. = 0,1353, P = 0,0224).


Prevalensi infeksi nosokomial 4,65% sedangkan prevalensi .jenis infeksi luka infus 4,63%, perlu
mendapatkan perhatian khusus tentang faktor risiko infeksi nosokomial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar