jangan menyerah..

semua harus butuh pengorbanan.. dan kerja keras.. kita sama2 manusia, sama2 makan nasi dan sama2 makhluk allah..orang bisa berhasil mustahil kita tidak bisa..

salam saudara kasih sayang

kasih sayang itu fitrah.bisa jd pahala, bisa juga jd dosa. Ia akn jd pahala,kalau cara'a baik(halal)..
Tp,ia justru berbalik jd dosa(zina), kalau cara dan waktu'a ternyata gak disukai Allah..
Kadang,qt terlalu cepat memaknai yg nama'a ksih syg.....
Pdahal,mungkin qt cm ingin tau,coba2, atw sekedar kagum...tp trnyta qt sdh ambil jln yg krg tepat..
Yg penting,harus pinter..
Dan harus pinter2....
Jgn slh langkah,,
Allah bilang: laki2 yg baik itu,unt prmpuan yg baik2,laki2 yg bruk itu,unt prmpuan yg buruk2.
Dan jnji Allah itu pasti.. ^^
Jd kl qt smw mw dpt yg baik,mk qt dlu yg hrz perbaiki diri, kl qt mw dpt yg terjaga,mk qt dlu yg hrz jaga diri.
Qt g akn dpt yg baik ,kl qt g brusaha jd org yg baik.
Bukankah qt akn mdptkn sgla sesuatu sesuai dgn ap yg qt usahakan? ^^

Sabtu, 19 Desember 2009

askep pada anak dengan BERAT BADAN BAYI LAHIR REENDAH (BBLR)


BERAT BADAN BAYI LAHIR REENDAH (BBLR)

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

(menurut sarwono 2002) BBLR adalah : bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500gr Bayi Badan Lahir Rendah. Di bedakan dalam:

a. Berat lahir 1500-2500 gram(BBLR)

b. Berat lahir kurang 1500 Gram (BBKR)

c. Berat lahir kurang 1000 gram (BBLER)

Menurut Masjoer, (2000) BBLR : adalah bayi lahir dengan berat badan 2500 gram memperhatikan umur kelahiran .

Menurut Wong,(2003) berat badan lahir rendah adalah: bayi yang lahir denganberat badan yang kurang dari 2500 gram tampa memperhatikan usia gestasi.

2. Etiologi

Menurut Prawiharjo, (2002) penyebab terjadi nya BBLR adalah:

a. Faktor ibu:

riwayat kelahiran sebelumnya, perdarahan antepartum, penyakit ginjal yang kronik, ipertensi, perokok, berat.ibu, peminum alcohol kronik. Malnutrisi, kelainan uterus, usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.

b. Faktor janin:

kehamilan ganda, hidramnion, kelainan kromosom,cacat bawaan infeksi dalam kandungan, dan ketuban pecah dini.

c. kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan

d. keadaan social ekonomi yang rendah

e. factor plasenta: disfungsi plasenta, plasenta previa.

3. patofisiologi













Sumber : sarwono (2002)

Wong (2003)






















4. manifesasi klinis

Menurut wong (2003) manifestasi klinis pada bayi BBLR adalah:

a.Bayi sangat kecil

b.Penampilan rapuh

c.Kulit merah

d.Rambut tipis dan halus

e.Berbaring dalam sikap rileks

f.Pada wanita klitoris menonjol

5. komplikasi

Menurut karyuni eko dan eny melly (2007) komplikasi pada BBLR adalah:

a.Kesulitan pemberian makanan

b.Suhu tubuh tidak normal

c.Kesulitan bernafas

d.Uterus akibat pre maturitas

e.Anemia

6. diagnostic

Menurut doenges(2001) pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR adalah:

a.Jumlah darah lengkap untuk mengkaji penurunan pada HB/HT mungkin dihubungkan anemia

b.Distokrit kurang dari 45mg/i

c.Colestrum mungkin lemas

d.Golongan darah arteri (GDA) po2 mungkin rendah.

7. Penata Laksanaan

Menurut karyani dan marlin (2007) pelaksanaan pada bayi BBLR adalah:

a.Resusitasi bayi dengan menggunakan kantung dan masker

b.Berikan O2

c.Timbang BB bayi

d.Pasang slang

e.Berikan Vit,k

B. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH

Menurut wong (2003) asuhan keperawatan pada BBLR adalah:

1. Pengkajian

Pengkajian umum

Dengan menggunakan timbangan timbang berat badan bayi, berat badan bayi di bawah 2.500 gr.

Ukur panjang dan lingkar lengan, lingkar kepala

Kulit tampak merah muda dengan vena dapat di lihat, penampilan rapuh. Rambut tipis dan halus lanungo pada punggung dan wajah.

Kepala lebih besar dari tubuh sedikit keriput dan halus pada telapak kaki dan tangan.

Ekstermitas terektensi.

Reflek menggenggam, menghisap, menelan dan reflek muntah tidak ada,lemah atau tidak efekttif.

Gastrointestinal

Reflek menghisp dan mutah tidak ada. Juga kemampuan menelan lemah.

Sirkulasi

Nadi mungkin/tidak terlalu dalam batas normal (120-160)mur-mur jantung mendadak duktur uteri usus pelan

neurosensori

tubuh panjang kurus,lemas dengan,perut agak gendut,ukuran kepala besar.

makanan/cairan

BB kurang dari 2500 gr

pernafasan

-APGAR score rendah

-pernafasan mungkin dangkal tidak teratur

keamanan

-suhu berflaktasi dengan mudah menangis,mungkin lemah

2. Diagnosa Keperawatan

a. pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas nya paru dan neuro muskular, penurunan energi dan keletihan.

b. Termoregulasi tidak efektif b/d control suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.

c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan imunologis yang kurang.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan mencerna nutrisi karma imaturitas

e. Perubahan proses keluarga b/d krisis situasi,kurang pengetahuan, gangguan proses pemdekatan keluarga.

3. Intervensi Keperawatan

a. pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas nya paru dan neuro muskular, penurunan energi dan keletihan.

kriteria hasil:

Pasien menunjukan oksigenisasi yang adekuat

Intervensi keperawatan

Intervensi

Rasional

1. posisikan untuk pertukaran oksigen yang optimal yaitu pada posisi terlungkup danterlentang dengan leher sedikit agak ekstensi

2. hindarri hiper ekstensi

3. observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang di ingin kan.

4. lakukan penghisapan untuk menghilang kan mucus.

5. jangan pernah melakukan ppenghisapan secara rutin,

6. hindari posisi trendeleburg

7. lakukan regimen yang di resep kan untuk terapi oksigen supplemental

8. pertahan kan suhu lingkungan.

9. observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi.

1. posisi terlungkupmenghasil kan perbaikan oksigenasi’dan posisi terlentang untuk mencegah adanya penyempitan jalan napas.

2. hiper ekstensi akan mengurangi diameter trakea.

3. untuk mengetahui kemunduran yang di alami bayi

4. mucus yang berlebihan akan menyebab kan penyumbatan jalan napas.

5. penghisapan yang terlalu sering dapat menyebab kan bronkosspasme bradikardia dan hipoksia.

6. posisi ini dapat menyebabkan peningkatan TIK

7. untuk melancar kan oksigenasi

8. untuk penghematan penggunaan oksigen

9. mengetahui keadaan bayi terhadap terapi yang di lakukan’

b. Termoregulasi tidak efektif b/d control suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.

Kriteria hasil:

Pasien mempertahan kan suhu yang stabil

Suhu aksila dalam rentang normal

Intervensi keperawatan

Intervensi

Rasional

  1. tempat kan bayi di incubator atau pakaian hangat
  2. pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabil
  3. atur unit servokontrol atau control suhu sesuai kebutuhan

  1. gunakan pelindungan panas plastic
  2. pantau tanda-tanda hipertermi missalnya kemerahan, ruam, diaforesis
  3. hindari situasi yang dapat mempredisposisi bayi ppada kehilangan panas. Seperti terpapar udara dingin, mandi

1. incubator dapat mempertahan suhu tubuh yang stabil

2. untuk mengetahui keadan bayi

3. untuk mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal yang dapat di terima

4. pelindung panas plastik untuk menurun kan kehilangn panas

5. mengetahui bayi dalam keadaan gawat atau tidak

6. agar bayi tetap dalam keadaan hangat

c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan imunologis yang kurang.

Criteria hasil:

Pasien tidak menunjukan keadaan infeksi nasokomial

Intervensi keperawatan

Intervensi

Rasional

  1. Perhatikan bahwa semua tindakan keperawatan dilakukan dengan mencuci tangan baik sesudah maupun sebelum prosedur
  2. pastikan semua alat yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih
  3. cegah agar bayi tidak terinfeksi dari saluran pernapasan, dengan mengisolasikan bayi.
  4. isolasi bayi lain yang terkena infeksi
  5. intrukan perawat dan keluarga dalam prosedur control infeksi pada bayi

  1. beri antibiotic sesuai intruksi

  1. pastikan aspesis ketat atau atau sterilitas terhadap terapi
  1. dengan mencucitangan meminimalkan pemajanan pada organisme infektif.

  1. kemungkinan untuk terjadi nya infeksi nosokomial dapat di atasi
  2. mencegah infeksi saluran pernapasan.

  1. meminimalkan terjadinya infaksi nosokomial
  2. karma dari keluarga maupun tenaga kesehatan dapat mengantarkan mikro organisme penyebab infeksi
  3. untuk mematikan mikro organisme penyebab infeksi
  4. tindakan yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi

d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan mencerna nutrisi karma imaturitas

Tujuan:

Diharap kan pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat, dengan masukan kalori untuk mempertahankan keseimbanggan nitrogen positif , dan menunjukan penambahan berat badan yang posittif

Kriteria hasil:

Bayi mendapat kan kalori dan nutrient esensial yang adekuat

Bayi menunjukan penambahan berat badan.

Intervensi keperawatan

Intervensi

Rasional

  1. pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai intruksi
  2. pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteral
  3. kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu,kusus nya untuk mengkoordinasi kemampuan menelan dan bernapas
  4. gunakan pemberian makanan orogastrik bila bayi mudah lelah,reflek muntah atau menelan yang lemah
  5. Bantu ibu mengeluarkan ASI

  1. Bantu ibu untuk menyusui dengan benar
  1. pemberian nutrisi dengan pareteral lebih baik dari pada melalui oral
  2. terapi parenteral ada yang tidak sesuai dengan keadaan bayi

  1. bayi yang belum mampu menyusui di payudara ibu akan mudah terjadi aspirasi

  1. makan makanan dengan ASI dapat mengakibatkan penurunan berat badan

  1. untuk mempertahan kan laktasi sampai bayi dapat menyusui ASI
  2. cara menyusui yang baik dapat mengurangi terjadi nya aspirasi dan muntah pada bayi

e. Perubahan proses keluarga b/d krisis situasi,kurang pengetahuan, gangguan proses pemdekatan keluarga.

Tujuan:

Keluarga dapat memahami tentang kemajuan bayi

Kriteria hasil:

Keluarga menunjukan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan bayi

Intervensi keperawatan

Intervensi

Rasional

  1. prioritaskan informasi

  1. dorong orang tua untuk mengajukkan pertanyaan mengenai status bayi
  2. jawab pertanayaan, fasilitasi ekspresi kekhawatiran mengenai perawatan dan prognosi
  3. bersikap jujur, berespon terhadap pertanyaan yang di ajukan dengann jawaban yang benar
  4. dorong ibuu dan ayah untuk sering berkunjung dan menghubungi unit dengan sering.

  1. tekankan aspek positif dari status bayi
  1. membantu orang tua mengetahui aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan, atau penyimpangan pada kondisi bayi.
  2. mengetahui tingkat pengeetahuan orang tua.

  1. untuk meunjukan rasa empati pada orang tua dan memberi kan pengetahuan pada orang tua.
  2. meningkat kan rasa percaya dengan orang tua bayi

  1. dengan seringnya orang tua berhubungan dengan tenaga kesehatan orang tua akan lebih banyak mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.
  2. dengan aspek positif yang ada pada bayi akan meningkatkan pengharapan pada orrang tua bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Doengges M dkk, (2000) Rencana Asuhan Keperawatan edisi ketiga, Jakarta: EGC

Manjoer dkk,(2000) kapitaselekta Kedoktoran, Jakarta: aeskulapius

Prawiharjo S, (1994) Ilmu Kebidanan Edisi ketiga, Jakarta: YBP

Wong D L, (2003) Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar